Selasa, 27 Januari 2015

Ragam Bahasa Baku



RAGAM BAHASA BAKU
1. Penting atau tidaknya bahasa Indonesia
a. Dipandang dari Jumlah Penutur
      Ada dua bahasa di Indonesia yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Bahasa daerah merupakan bahasa ibu dan bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar ketika di sekolah. Dengan demikian, penutur bahasa Indonesia yang mempergunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu tidak besar jumlahnya karena jumlah mereka terbatas dan lahir dari orangtua yang mempunyai latar belakang bahasa daerah yang berbeda, orang yang lahir di kota besar.
      Jumlah penutur adalah penutur yang memberlakukan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua sekitar 210 juta orang, dan bahasa indonesai amat penting kedudukannya di kalangan masyarakat.

b. Dipandang dari luas penyebarannya
      Tersebarnya suatu bahasa tidak terlepas dari jumlah penutur bahasa Indonesia yang berjumlah 210 juta orang lebih yang tersebar dalam daerah yang luas, yaitu dari sabang sampai merauke. Tidak hanya itu, bahasa indonesia juga tersebar di Belanda, Rusia, Jepang, dan bisa dilihat pada beberapa Universitas di luar negeri membuka jurusan bahasa indonesia sebagai salah satu jurusan.

c. Dipandang dari Dipakainya sebagai Sarana Ilmu, Budaya dan Susastra
      Tentang susastra, bahasa Kerinci kaya dengan macam dan jenis susastranya walaupun hanya susastra lisan. Susastra ini telah memasyarakat ke segenap pelosok daerah kerinci, dan bahasa Kerinci telah dipakai sebagai sarana dalam susastra.
      Tentang budaya, bahasa Kerinci telah dipakai walaupun hanya dalam berkomunikasi, bertutur adat, bernyanyi, berpantun, dsb.
      Tentang ilmu pengetahuan, bahasa Kerinci belum mampu memecahkannya dan belum mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana ilmu. Jika hendak menulis surat, orang-orang Kerinci menggunakan bahasa indonesia, bukian bahasa Kerinci.

2. Ragam Lisan dan Ragam Tulis
      Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara secara langsung, mengandung unsure-unsur fungsi grematikal yaitu subjek, predikat dan objek tidak selalu dianyakan, karena dapat dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, anggukan, atau intonasi (tinggi rendahya dan panjang pendeknya suara). Ragam lisan juga sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu.
Contoh ragam lisan ialah
Seorang direktur berkata pada sekretarisnya.
            “Kenapa dia, San.”
            “Tahu, Tuan, miring kali.”
      Sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya teman berbicara secara langsung, perlu lebih terang dan lebih lengkap, fungsi-fungsi gramatikal harus nyata, tidak terikat oleh kondisi, situasi, ruang, dan waktu, dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, dan huruf miring. Kelengkapan ragam tulis menghendaki agar orang yang diajak bicara mengerti isi tulisan. Contoh ragam tulis ialah tulisan-tulisan dalam buku, majalah dan surat kabar.
A. Ragam Lisan
a. Penggunaan Bentuk Kata
1)      Kendaraan yang ditumpanginya nabrak pohon mahoni
2)      Bila tak sanggup, tak perlu dilanjutkan pekerjaan itu
3)      Fotokopi ijazah harus dilegalisir dulu oleh pimp[inan akademik.
b. Penggunaan Kosakata
4)   Saya sudah kasih tahu mereka tentang hal itu
5)   mereka lagi bikin denah buat pameran entar
6)   pekerjaan itu agak macet disebabkan karena keterlambatan dana yang diterima
c. Penggunaan struktur kalimat
7)   rencana ini saya sudah sampaikan kepada direktur
8)   dalam Asah Terampil ini dihadiri juga oleh Gubernur Daerah Istimewa Aceh
B. Ragam Tulis
a. Penggunaan Bentuk Kata
1)      Kendaraan yang ditumpanginya menabrak pohon mahoni
2)      Apabila tidak sanggup , engkau tidak perlu melanjutkan pekerjaan itu
b. Penggunaan Kosakata
3)      Saya sudah Memberi tahu mereka tentang hal itu
4)      Mereka sedang membuat denah untuk  pameran nanti
c. Penggunaan Struktur Kalimat
5)      Rencana itu Sudah saya sampaikan kepada Direktur
6)      Asah Terampil ini dihadiri juga oleh Gubernur Daerah Istimewa Aceh

3. Ragam Baku dan Tidak Baku
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Sedangkan Ragam Tidak Baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh cirri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.
Sifat-sifat ragam baku
a)         Kemantapan Dinamis
Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa. Menurut kemantapan bahasa, kata rajin dibubuhi pe- akan menjadi perajin, bukan pengrajin. Kalau berpegag pada sifat mantap, kata pengrajin tidak dapat kita terima. Bentuk-bentuk lepas landas, lepas tangan, lepas pantai, merupakan contoh kemantapan kaidah bahasa baku.
Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki adanya bentuk mati. Kata langganan mempunyai makna ganda, yaitu orang yang berlangganan (pelanggan) dan tempat berlangganan (langganan).
b)         Cendekia
Bersifat cendikia yaitu dipakai di tempat-tempat resmi. Pewujud ragam baku ini adalah   orang-orang yang terpelajar. Ragam baku dapat dengan tepat memberikan gambaran apa yang ada dalam otak pembicara atau penulis, begitupun pada otak pendengar dan pembaca.
c)         Seragam
Proses pembakuan bahasa ialah proses penyeragaman bahasa. Pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik keseragaman. Pelayan kapal terbang dianjurkan untuk memakai istilah  pramugara dan  pramugari.

4. Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan
Ragam baku tulis adalah rgam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya. Sedangkan ukuran dan nilai ragam baku lisan bergantung pada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucaapan. Seseorang dapat dikatakan berbahasa lisan yang baku jika dalam pembicaraannya tidak terlalu menonjol pengaruh logat atau dialek daerahnya. Usaha Pemerintah dalam mendahulukan ragam baku tulis yaitu dengan menerbitkan dan menertibkan ejaan bahasa Indonesia, yang tercantum dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, pengadaan  Kamus Besar Bahasa Indonesia, dll.



5. Ragam Sosial dan Ragamm Fungsional
Ragam sosial yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam fungsional yaitu ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, ataau kegiatan tertentu lainnya.

6. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Kebakuan suatu kata sudah menunjukan masalah yang “benar” suatu kata itu. Namun, masalah “baik” tentu tidak sampai pada sifat kebakuan suatu kalimat, tetapi sifat efektifnya suatu kalimat.  
Dengan demikian, bahasa yang benar adalalh bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten, sedangkan yang dimaksud dengan bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepatdan sesuai dengan situasi pemakaiannya.


(sumber : Cermat Berbahasa Indonesia, Zaenal Arifin dan S Amran Tasai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar